Indonesia dan Uni Emirat Arab (UAE) berkolaborasi untuk membangun pusat penelitian mangrove di Bali sebagai bagian dari kemitraan untuk mempromosikan solusi berbasis alam dalam menghadapi perubahan iklim.
Negara Asia Tenggara ini merupakan rumah bagi sekitar 23 persen dari semua ekosistem mangrove di dunia. Dalam menghadapi perubahan iklim, mangrove sangat penting untuk melindungi komunitas pesisir dari kenaikan permukaan laut dan menyerap sejumlah besar emisi dan gas rumah kaca dari atmosfer.
Pada COP27, konferensi iklim PBB tahun 2022 yang diadakan di Mesir, Indonesia bermitra dengan UAE untuk meluncurkan Aliansi Mangrove untuk Iklim, sebuah inisiatif yang fokus pada upaya berbasis alam untuk mengatasi masalah terkait perubahan iklim. Inisiatif ini kemudian diikuti oleh puluhan negara lainnya, termasuk Australia dan India.
Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, kedua negara akan memulai pembangunan pusat penelitian mangrove internasional di Bali, setelah upacara peletakan batu pertama yang diadakan pada akhir pekan lalu.
“Institusi ini mewakili salah satu kontribusi paling penting dari UAE dalam kemitraannya dengan Indonesia untuk mempromosikan solusi berbasis alam dalam menangani dampak perubahan iklim di kedua negara dan di dunia,” kata Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan UAE, Dr. Amna bint Abdullah Al-Dahak, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
“Dengan mempertimbangkan penurunan signifikan hutan mangrove di dunia, UAE menyadari bahwa kehilangan lebih banyak pohon mangrove akan memperburuk dampak perubahan iklim… pusat penelitian ini akan bekerja untuk menciptakan solusi.”
Al-Dahak menghadiri upacara tersebut bersama Suhail Mohamed Al-Mazrouei, utusan khusus presiden UAE, dan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, pusat ini akan fokus pada penelitian, konservasi, dan penyediaan pendidikan terkait mangrove, terutama dalam memanfaatkan bioteknologi dan penggunaan inovatif kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan memulihkan ekosistem mangrove.
“Dengan bangga saya mengumumkan bahwa Pusat Penelitian Mangrove Internasional akan dibangun di lokasi strategis di Bali, yang telah menunjukkan keberhasilannya dalam menjaga ekosistem mangrove dan akan menarik perhatian internasional,” kata Pandjaitan.
Indonesia telah menjadikan penanaman mangrove sebagai fitur utama dalam acara internasional yang diselenggarakannya, termasuk Pertemuan Kelompok 20 pada tahun 2022 dan Forum Air Dunia ke-10 yang berlangsung hingga 25 Mei. Pusat penelitian ini akan dibangun di dalam Taman Hutan Raya Ngurah Rai, area konservasi mangrove terbesar di Bali yang mencakup sekitar 1.300 hektar.